Adam Tur Hadir di Acara Internasional Islamic Expo 2025

Perhelatan akbar Islamic International Expo 2025 berhasil digelar pada tanggal 11-13 Juli 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan. Acara bazzar islami kelas internasional tahun ini diselenggarakan merupakan kali yang ke 15. Pada acara IIE ini semua pelaku terkait perjalanan umroh & haji serta lifstyle islami dari berbagaai negara berkumpul disini. Begitupun Adam Internasional Tur & Travel yang turut hadir memeriahkan acara ini. Acara ini sangat bagus untuk pengembangan bisnis B2B dan B2C.     Promo Umroh & Hadiah Menarik Adam Tur sendiri memberikan promo potongan harga / cashback untuk semua produk umroh yang tersedia hingga 4 juta rupiah.  Promo ini berhasil menjaring banyak pelanggan baru karena paket umroh yang Kami tawarkan sangat murah sekali mulai dari 28 jutaan belum termasuk potongan diskon. Selain itu ada berbagai game seru yang disediakan di booth Adam Tur dengan berbagai hadiah menarik mulai dari uang tunai hingga sepeda listrik.   Paket Umroh di Adam Tur Paket umroh yang ditawarkan Adam Tur sangat bervariasi dan kompetitif serta fasilitas dan pelayanan yang sangat ekslusif, namun dengan harga yang tetap bersaing. Berikut beberapa pilihan nya: Umroh New Season 9D harga mulai Rp.29,2 juta Umroh Maulid 13D harga mulai Rp. 32,1 juta Umroh Plus Turkiye 14D Rp. 38,9 juta   Pengurusan Visa Umroh & Haji Adam Tur juga menyediakan layanan pengurusan visa untuk umroh dan haji. Dengan dukungan tim profesional serta proses pengurusan yang terintegrasi dan berbasis teknologi, sehingga memudahkan proses pengurusan pembuatann visa.     Adam Tur Mendukung Penuh Acara IIE 2025 Sebagai pendatang baru di dunia umroh & haji Adam Tur sangat mendukung kegiatan ini. Seperti yang diutarakan oleh direktur utama Adam Internasional Tur & Travel Bapak H. Fandi Ahmad berikut ini ” Tentunya Kami sangat bangga dan bahagia karena telah menjadi bagian dari acara besar ini. Dan Kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pemerintah yang telah mendukung penuh acara ini. Semoga ke depannya bisa lebih sering lagi diadakan acara – acara seperti ini.”   Informasi Pemesanan Paket Umroh & Pengurusan Visa Untuk informasi pemesanan paket umroh dan pengurusan visa bisa menghubungi marketing Kami melalui link berikut: Customer Service

Apa Itu Tahallul: Pengertian, Jenis, Hukum, dan Tata Cara Tahallul dalam Haji dan Umroh

https://adaminternasional.id/apa-itu-tahallul-pengertian-jenis-hukum-dan-tata-cara-tahallul-dalam-haji-dan-umroh

Dalam setiap ibadah, ada momen yang menandai puncak penyempurnaannya. Dalam ibadah haji dan umroh, salah satu penanda penting itu adalah tahallul. Meskipun secara fisik tahallul hanya berupa tindakan mencukur atau memotong rambut, maknanya sangat dalam dan berkaitan erat dengan kebebasan seorang Muslim dari larangan-larangan ihram. Banyak orang yang menjalankan ibadah haji atau umroh belum sepenuhnya memahami apa itu tahallul, bagaimana hukumnya, apa jenis-jenisnya, dan bagaimana tata cara melakukannya. Padahal, pemahaman yang benar tentang tahallul sangat penting agar ibadah menjadi sah dan diterima. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mendalam tentang tahallul, dimulai dari pengertiannya, hukum, jenis-jenisnya, tata cara pelaksanaan, hingga hikmah dan makna spiritual di baliknya. Simak penjelasan berikut sebagai panduan lengkap untuk Anda yang ingin mendalami ilmu seputar ibadah haji dan umroh, khususnya tahallul. Pengertian Tahallul Secara bahasa, tahallul berasal dari kata Arab halal, yang berarti “menjadi halal” atau “bebas”. Dalam konteks ibadah haji dan umroh, tahallul berarti keluarnya seseorang dari keadaan ihram, yakni kondisi suci yang disertai dengan larangan-larangan tertentu selama pelaksanaan ibadah. Secara istilah syar’i, tahallul adalah kegiatan mencukur habis rambut (halq) atau memotong sebagian rambut (taqsir) setelah menyelesaikan sebagian atau seluruh rangkaian ibadah haji atau umroh, yang menandai berakhirnya larangan-larangan ihram bagi jamaah. Hukum Tahallul dalam Haji dan Umroh Tahallul merupakan rukun ibadah dalam haji maupun umroh. Artinya, ibadah tidak sah dan tidak sempurna tanpa adanya tahallul. Menurut para ulama, tahallul adalah salah satu bagian penting yang harus dilakukan setelah menyelesaikan amalan-amalan utama dalam haji atau umroh. Berikut ini hukum tahallul berdasarkan jenis ibadahnya: Dalam Umroh: Tahallul dilakukan setelah selesai thawaf dan sa’i. Tanpa tahallul, ibadah umroh belum dianggap selesai. Dalam Haji: Tahallul dilakukan dua kali, yaitu: Tahallul Awal (Pertama): Setelah melakukan dua dari tiga amalan haji, yaitu melempar jumrah Aqabah, menyembelih hewan, dan mencukur rambut. Tahallul Tsani (Kedua): Setelah melakukan ketiga amalan tersebut dan thawaf ifadah serta sa’i. Dengan kata lain, tahallul dalam haji bersifat bertahap, sedangkan dalam umroh hanya dilakukan satu kali di akhir. Jenis-Jenis Tahallul Dalam ibadah haji, tahallul dibagi menjadi dua jenis utama: 1. Tahallul Awal (Pertama) Disebut juga tahallul ashghar (tahallul kecil). Dilakukan setelah menyelesaikan dua dari tiga kegiatan berikut pada tanggal 10 Dzulhijjah: Melempar jumrah Aqabah Menyembelih hewan kurban (bagi yang haji tamattu’ atau qiran) Mencukur atau memotong rambut Setelah melakukan dua dari tiga amalan tersebut, jamaah diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang saat ihram, kecuali berhubungan suami istri (jima’), menikah, dan meminang. 2. Tahallul Tsani (Kedua) Disebut juga tahallul akbar (tahallul besar). Dilakukan setelah seluruh rangkaian amalan haji selesai, termasuk thawaf ifadah dan sa’i. Setelah tahallul tsani, semua larangan ihram menjadi halal kembali, termasuk jima’, menikah, dan meminang. Tata Cara Melakukan Tahallul Cara melakukan tahallul sebenarnya cukup sederhana, namun tetap harus mengikuti aturan yang telah ditentukan dalam syariat: 1. Untuk Laki-laki: Halq (mencukur habis rambut kepala) lebih utama dan disunnahkan. Boleh juga melakukan taqsir (memotong sebagian rambut), namun tidak mendapat keutamaan sebesar halq. 2. Untuk Perempuan: Tidak diperbolehkan mencukur habis rambut. Cukup memotong sedikit ujung rambutnya, sekitar 1–3 cm. Disunnahkan memotong dari beberapa helai rambut dari bagian kepala yang berbeda. Waktu Pelaksanaan: Dalam umroh, tahallul dilakukan setelah thawaf dan sa’i selesai. Dalam haji, dilakukan pada hari Nahr (10 Dzulhijjah) dan disesuaikan dengan urutan manasik yang dilaksanakan. Syarat dan Ketentuan: Rambut yang dicukur atau dipotong harus bagian kepala, bukan rambut badan lain. Tidak boleh dilakukan sebelum menyelesaikan amalan utama yang menjadi syarat sah tahallul. Tidak sah jika mencukur atau memotong rambut orang lain sebagai pengganti tahallul pribadi. Larangan Sebelum Tahallul Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah larangan-larangan selama ihram, yang hanya boleh dilakukan kembali setelah tahallul. Beberapa larangan tersebut meliputi: Memotong rambut atau kuku Menggunakan wewangian Berburu atau membunuh hewan darat Berhubungan suami istri Menikah atau menikahkan Memakai pakaian berjahit (bagi pria) Menutup kepala (bagi pria) atau wajah (bagi wanita) Melanggar larangan ihram sebelum tahallul dapat dikenakan denda (dam) sesuai dengan jenis pelanggarannya. Hikmah dan Makna Spiritual di Balik Tahallul Meskipun terlihat sederhana, tahallul memiliki makna mendalam dalam dimensi spiritual: 1. Tanda Kesempurnaan Ibadah Tahallul menandai bahwa seseorang telah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji atau umroh. Ini adalah simbol bahwa dia telah “dibersihkan” secara fisik dan spiritual. 2. Bentuk Ketundukan dan Pengorbanan Dengan mencukur atau memotong rambut, seorang Muslim menunjukkan ketundukan total kepada Allah. Rambut yang sering kali dirawat dengan baik dipotong habis sebagai tanda pengorbanan dan penghormatan terhadap ibadah. 3. Lambang Kelahiran Kembali Banyak ulama mengatakan bahwa orang yang selesai menunaikan haji atau umroh dengan sempurna, termasuk tahallulnya, akan kembali dalam keadaan suci seperti bayi yang baru lahir, bersih dari dosa-dosa. 4. Kesederhanaan dan Kerendahan Hati Mencukur habis rambut kepala adalah bentuk pernyataan kesederhanaan dan rendah hati di hadapan Allah, terlepas dari status sosial, kekayaan, atau jabatan. Pertanyaan Umum Seputar Tahallul Apakah tahallul bisa diwakilkan? Tidak. Tahallul adalah ibadah fisik yang harus dilakukan oleh diri sendiri, tidak bisa diwakilkan kecuali dalam keadaan sangat khusus (seperti sakit berat) dan dengan ketentuan khusus. Mana yang lebih utama: halq atau taqsir? Bagi laki-laki, halq (mencukur habis) lebih utama berdasarkan hadits Nabi SAW yang mendoakan tiga kali bagi orang yang mencukur rambutnya, dan satu kali bagi yang hanya memotong: “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur rambut mereka.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang memendekkan rambutnya?” Beliau berkata: “Dan juga orang yang memendekkan rambutnya.” (HR. Bukhari & Muslim) Apakah wanita boleh halq? Tidak. Wanita hanya boleh memotong sebagian kecil rambutnya sebagai bentuk tahallul. Tahallul Adalah Awal Spiritual Baru Tahallul bukan hanya akhir dari ihram, tetapi juga awal dari kehidupan spiritual yang baru. Dalam ibadah haji dan umroh, tahallul adalah simbol kebebasan, ketundukan, dan pembersihan diri. Meskipun hanya berupa tindakan fisik mencukur atau memotong rambut, tahallul mengandung makna yang sangat dalam dan menjadi penanda sahnya ibadah. Memahami apa itu tahallul, bagaimana melakukannya, serta hikmah di baliknya sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin menjalankan ibadah haji dan umroh dengan benar dan penuh kesadaran. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci Mekah. Info lengkap mengenai paket umroh terbaik bisa langsung chat Admin Kami dengan cara klik link berikut ini: Customer

Perbedaan Haji dan Umroh

Bagi umat Islam, perjalanan ke Tanah Suci, Makkah, merupakan impian sekaligus ibadah yang sangat mulia. Dua jenis ibadah yang identik dengan kunjungan ke Makkah adalah haji dan umroh. Meski keduanya sering dianggap serupa, pada kenyataannya, haji dan umroh memiliki banyak perbedaan, baik dari sisi hukum, waktu pelaksanaan, syarat, rukun, maupun makna spiritualnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif perbedaan haji dan umroh, agar umat Muslim memahami mana yang wajib, mana yang sunnah, serta bagaimana cara mempersiapkan diri untuk masing-masing ibadah. Pemahaman ini sangat penting agar setiap Muslim bisa merencanakan ibadahnya sesuai tuntunan syariat Islam dan kemampuan masing-masing. Pengertian Haji dan Umroh Sebelum memahami perbedaannya, mari kita lihat pengertian masing-masing ibadah: Haji Haji adalah ziarah ke Baitullah (Ka’bah di Makkah) yang dilakukan pada waktu tertentu di bulan Dzulhijjah dengan mengikuti rukun dan syarat tertentu. Haji merupakan rukun Islam kelima dan wajib hukumnya bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat istitha’ah (mampu secara fisik, mental, dan finansial). Umroh Umroh adalah ibadah ke Tanah Suci yang juga melibatkan ziarah ke Ka’bah dan pelaksanaan beberapa ritual, namun tidak memiliki waktu tertentu dan hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Umroh bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari tertentu dalam pelaksanaan haji. Perbedaan Haji dan Umroh Berikut ini adalah berbagai aspek yang membedakan antara ibadah haji dan umroh secara jelas: 1. Hukum Pelaksanaan Haji: Wajib sekali seumur hidup bagi Muslim yang mampu. Kewajiban ini berdasarkan Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 97: “…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah…” Umroh: Sunnah, meskipun sebagian ulama berpendapat hukumnya wajib. Namun mayoritas ulama sepakat umroh adalah sunnah yang sangat dianjurkan. 2. Waktu Pelaksanaan Haji: Hanya bisa dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada tanggal 8–13 Dzulhijjah. Di luar waktu tersebut, tidak sah disebut sebagai ibadah haji. Umroh: Bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, kecuali saat hari-hari haji (Dzulhijjah) dan ketika Ka’bah ditutup untuk pelaksanaan haji. 3. Rukun dan Kewajiban Rukun Haji: Ihram Wukuf di Arafah Tawaf Ifadah Sa’i Tahallul Tertib Rukun Umroh: Ihram Tawaf Sa’i Tahallul Haji memiliki rukun tambahan yang tidak ada dalam umroh, terutama wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji. 4. Lama Waktu Pelaksanaan Haji: Karena harus mengikuti jadwal dan proses resmi, haji biasanya berlangsung 30 hingga 40 hari dari Indonesia, tergantung pada kloter dan kebijakan pemerintah. Umroh: Umroh bisa diselesaikan dalam waktu singkat, sekitar 7 hingga 12 hari, tergantung paket perjalanan dan jumlah hari di Madinah dan Makkah. 5. Tempat Pelaksanaan Haji: Melibatkan beberapa tempat penting seperti: Arafah (untuk wukuf) Muzdalifah Mina (untuk lempar jumrah) Ka’bah (untuk tawaf) Shafa dan Marwah (untuk sa’i) Umroh: Hanya dilakukan di sekitar Masjidil Haram, yakni: Ka’bah Shafa dan Marwah 6. Biaya Pelaksanaan Haji: Karena pelaksanaannya lebih lama dan kompleks, biaya haji jauh lebih tinggi. Biaya haji reguler di Indonesia tahun 2024 misalnya, mencapai Rp 90 juta – Rp 100 juta. Umroh: Biaya umroh lebih terjangkau, mulai dari Rp 25 juta – Rp 40 juta tergantung fasilitas dan durasi. 7. Kuota dan Antrian Haji: Dibatasi oleh kuota negara. Di Indonesia, waktu tunggu haji bisa mencapai 10 hingga 30 tahun, tergantung provinsi. Umroh: Tidak ada kuota resmi. Siapa pun bisa mendaftar dan berangkat umroh kapan saja sesuai kemampuan. Makna Spiritual Haji dan Umroh Haji Haji merupakan bentuk puncak kepasrahan seorang hamba kepada Allah. Dalam haji, seseorang meninggalkan segala atribut duniawi—jabatan, harta, bahkan identitas diri—untuk menjalani ibadah dalam kondisi seragam dan setara. Haji juga mengenang perjuangan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, yang merupakan simbol ketaatan total kepada perintah Allah. Umroh Umroh, meskipun tidak sekompleks haji, tetap memiliki nilai spiritual yang tinggi. Umroh adalah momen untuk “mengisi ulang” spiritualitas, memohon ampunan, serta merasakan kedekatan dengan Allah di tempat suci. Rasulullah SAW bersabda: “Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya…” (HR. Bukhari dan Muslim) Jenis Haji dan Umroh Jenis Haji Haji Tamattu’: Melakukan umroh dulu, lalu haji. Haji Qiran: Menggabungkan umroh dan haji dengan satu ihram. Haji Ifrad: Melakukan haji tanpa umroh. Jenis Umroh Umroh Biasa: Umroh yang dilakukan sepanjang tahun tanpa dikaitkan dengan haji. Umroh Ramadhan: Umroh yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Pahalanya disebut menyamai haji bersama Rasulullah SAW (HR. Bukhari dan Muslim). Perbedaan Haji dan Umroh Aspek Haji Umroh Hukum Wajib (sekali seumur hidup) Sunnah muakkadah Waktu Pelaksanaan 8–13 Dzulhijjah Kapan saja sepanjang tahun Rukun 6 rukun 4 rukun Durasi 30–40 hari 7–12 hari Biaya Lebih mahal Lebih murah Tempat Ibadah Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina Sekitar Masjidil Haram Kuota dan Antrian Ada kuota dan antrian panjang Tanpa kuota Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam bisa mempersiapkan diri secara matang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada. Jika belum mampu berhaji karena faktor usia, keuangan, atau antrian, maka umroh bisa menjadi alternatif ibadah ke Tanah Suci yang penuh keberkahan.

Haji Pintar: Panduan Modern Menuju Ibadah Haji yang Efektif dan Nyaman

https://adaminternasional.id/haji-pintar

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial. Setiap tahunnya, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menuju Tanah Suci untuk menunaikan ibadah yang penuh makna ini. Namun, kompleksitas perjalanan haji dan banyaknya prosedur yang harus diikuti seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi para calon jemaah. Di tengah kemajuan teknologi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama meluncurkan sebuah aplikasi bernama Haji Pintar, sebagai solusi digital untuk mempermudah perjalanan ibadah haji. Aplikasi Haji Pintar tidak hanya membantu calon jemaah dalam mengakses informasi secara real-time, tetapi juga menjadi asisten pribadi dalam menjalankan rangkaian ibadah dengan lebih terarah dan efisien. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang aplikasi Haji Pintar, manfaatnya, fitur-fitur unggulan, hingga panduan penggunaannya secara optimal. Apa Itu Haji Pintar? Haji Pintar adalah sebuah aplikasi resmi yang dikembangkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk memberikan layanan informasi dan panduan lengkap seputar penyelenggaraan ibadah haji. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store maupun App Store. Melalui aplikasi Haji Pintar, pengguna dapat mengakses data terkait keberangkatan, informasi kloter (kelompok terbang), posisi jemaah, fasilitas akomodasi, jadwal penerbangan, hingga layanan kesehatan dan pengaduan. Tujuan utama dari Haji Pintar adalah untuk meningkatkan transparansi, kenyamanan, dan keselamatan jemaah haji asal Indonesia. Mengapa Perlu Haji Pintar? Perjalanan ibadah haji bukanlah hal yang mudah. Prosedur administrasi, informasi logistik, penjadwalan manasik, hingga koordinasi dengan petugas lapangan seringkali membingungkan, terutama bagi jemaah lansia. Di sinilah peran Haji Pintar sangat penting: Kemudahan Akses InformasiCalon jemaah tidak perlu lagi mencari informasi dari berbagai sumber yang belum tentu akurat. Semua informasi yang dibutuhkan tersedia dalam satu aplikasi. Meminimalisir KesalahanDengan panduan digital, jemaah bisa terhindar dari salah jadwal, salah lokasi, hingga tertinggal rombongan. Transparansi Layanan HajiMasyarakat bisa memantau proses layanan haji secara terbuka, mulai dari pemondokan hingga katering. Respons Cepat dan Layanan DaruratDalam keadaan darurat, jemaah bisa mengakses bantuan melalui fitur pengaduan dan layanan call center yang tersedia. Baca Juga: Jenis – jenis Haji di Indonesia Fitur Unggulan Aplikasi Haji Pintar Aplikasi Haji Pintar dikembangkan secara komprehensif untuk mencakup seluruh aspek perjalanan ibadah haji. Beberapa fitur unggulan dalam aplikasi ini antara lain: 1. Informasi Kloter Fitur ini menampilkan data lengkap tentang kelompok terbang masing-masing jemaah, termasuk nomor kloter, jadwal keberangkatan, dan titik kumpul. Jemaah juga bisa melihat nama-nama anggota kloter lainnya. 2. Lacak Posisi Jemaah Melalui teknologi GPS, aplikasi ini dapat menampilkan posisi terkini jemaah di peta digital, sehingga memudahkan koordinasi antar anggota kloter maupun petugas lapangan. 3. Jadwal Perjalanan dan Manasik Menampilkan rincian jadwal kegiatan selama di Tanah Suci, mulai dari waktu wukuf di Arafah, lempar jumrah, hingga tawaf dan sa’i. Ini sangat membantu jemaah dalam mempersiapkan diri secara fisik dan mental. 4. Fasilitas dan Layanan Menampilkan informasi detail tentang lokasi hotel, tenda di Mina dan Arafah, menu katering, layanan transportasi, hingga rumah sakit dan pos kesehatan terdekat. 5. Pusat Bantuan dan Pengaduan Jemaah bisa mengirim keluhan atau permintaan bantuan langsung ke petugas. Fitur ini juga menyediakan kontak darurat yang bisa dihubungi selama 24 jam. 6. Panduan Ibadah Digital Berisi panduan manasik interaktif, doa-doa, dan bacaan selama ibadah haji dalam format teks, audio, dan video. Cocok untuk belajar mandiri. Cara Menggunakan Aplikasi Haji Pintar Langkah-langkah Instalasi: Buka Google Play Store atau App Store. Ketik “Haji Pintar” pada kolom pencarian. Unduh dan pasang aplikasi yang dikembangkan oleh Kementerian Agama RI. Buka aplikasi dan lakukan registrasi menggunakan nomor porsi haji Anda. Navigasi Dasar: Setelah masuk ke beranda, pengguna bisa memilih menu sesuai kebutuhan seperti: Kloter saya Jadwal kegiatan Informasi akomodasi Fitur peta Pusat bantuan Pastikan aplikasi selalu diperbarui agar mendapatkan fitur dan data terkini. Baca Juga: Tata Cara Manasik Haji & Manfaatnya Manfaat Haji Pintar bagi Pemerintah dan Masyarakat Haji Pintar bukan hanya bermanfaat bagi jemaah haji, tetapi juga membantu pemerintah dalam hal: Efisiensi Administrasi: Semua data jemaah tersentralisasi, memudahkan pelaporan dan pengawasan. Pengawasan Layanan Haji: Pemerintah bisa mengawasi kinerja penyedia layanan seperti katering, transportasi, dan pemondokan secara langsung. Pengurangan Masalah Logistik: Dengan sistem terintegrasi, kesalahan teknis dalam penjadwalan atau pengangkutan dapat ditekan secara signifikan. Tantangan dan Kritik terhadap Aplikasi Haji Pintar Meski memiliki banyak keunggulan, Haji Pintar juga menghadapi beberapa tantangan, seperti: Akses Teknologi: Tidak semua jemaah, terutama lansia, terbiasa menggunakan smartphone. Ketergantungan pada Koneksi Internet: Di beberapa area, sinyal internet bisa tidak stabil. Kebutuhan akan Pelatihan: Diperlukan pelatihan penggunaan aplikasi dalam manasik haji agar jemaah lebih siap. Pemerintah diharapkan terus melakukan edukasi digital dan peningkatan layanan agar manfaat aplikasi ini dapat dirasakan oleh seluruh kalangan. Haji Pintar Solusi Cerdas Ibadah Haji Berkualitas Haji Pintar adalah inovasi digital yang membawa perubahan positif dalam penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. Aplikasi ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi bisa dimanfaatkan untuk mendekatkan umat kepada nilai-nilai spiritual, sekaligus meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan publik. Dengan fitur-fitur canggih dan informasi yang terintegrasi, Haji Pintar telah membantu jutaan jemaah dalam menjalankan ibadah haji dengan lebih tertib, nyaman, dan aman. Namun, dukungan dari semua pihak, termasuk jemaah, pemerintah, dan penyelenggara haji, tetap dibutuhkan agar aplikasi ini terus berkembang dan mampu menjawab tantangan zaman. Haji Pintar bukan sekadar aplikasi, melainkan solusi cerdas dalam mewujudkan ibadah haji yang berkualitas dan bermartabat.

Tips Menjaga Stamina Selama Ibadah Haji

tips-menjaga-stamina-selama-ibadah-haji

Ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang membutuhkan kesiapan lahir dan batin. Selain kesiapan rohani, stamina fisik yang kuat juga sangat diperlukan karena rangkaian ibadah haji menuntut aktivitas yang cukup berat, seperti berjalan jauh, berdiri lama saat wukuf, berdesakan dengan jutaan jemaah dari berbagai negara, serta perubahan cuaca yang ekstrem, terutama panas terik di Tanah Suci. Oleh karena itu, menjaga stamina selama ibadah haji menjadi kunci utama agar jemaah dapat melaksanakan seluruh rukun dan wajib haji dengan baik, khusyuk, dan lancar. Berikut ini adalah sejumlah tips menjaga stamina selama ibadah haji yang dapat diterapkan oleh para jemaah, baik sebelum keberangkatan maupun saat berada di Arab Saudi. 1. Persiapan Fisik Sebelum Berangkat Persiapan menjaga stamina sebaiknya dilakukan sejak jauh hari sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Tubuh perlu dilatih agar tidak kaget saat harus melakukan banyak aktivitas selama di Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. a. Olahraga Rutin Lakukan olahraga ringan secara rutin minimal tiga kali seminggu, seperti jalan kaki, senam, berenang, atau bersepeda. Jalan kaki adalah latihan terbaik karena selama haji jemaah akan banyak berjalan, bahkan bisa menempuh 5–10 km per hari. Latihan ini juga berguna untuk memperkuat otot kaki dan melatih jantung. b. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum berangkat, pastikan untuk melakukan medical check-up secara menyeluruh. Jika memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung, konsultasikan dengan dokter dan pastikan membawa obat-obatan sesuai resep. c. Vaksinasi Lengkap Pastikan sudah mendapatkan vaksin meningitis dan vaksin lain yang diwajibkan atau dianjurkan pemerintah. Imunisasi ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mengingat jemaah akan berkumpul dengan orang-orang dari berbagai negara dengan risiko penularan penyakit. 2. Asupan Nutrisi Seimbang Asupan makanan yang bergizi sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh. a. Konsumsi Makanan Bergizi Pilih makanan dengan gizi seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Perbanyak konsumsi buah dan sayur agar tubuh tetap segar. Hindari makanan berlemak tinggi atau terlalu manis yang bisa memicu penyakit seperti kolesterol atau diabetes. b. Perbanyak Minum Air Cuaca di Arab Saudi bisa mencapai lebih dari 40°C. Dehidrasi menjadi salah satu masalah serius yang sering dialami jemaah. Minumlah air minimal 2–3 liter per hari, bahkan jika tidak merasa haus. Bawalah botol air minum ke mana pun pergi. Hindari minuman berkafein seperti kopi atau teh berlebihan karena dapat mempercepat dehidrasi. c. Suplemen Tambahan Jika diperlukan, konsumsi suplemen seperti vitamin C atau multivitamin untuk menjaga sistem imun. Namun, tetap utamakan pemenuhan gizi dari makanan alami. 3. Istirahat yang Cukup Rangkaian ibadah haji sangat padat. Tubuh butuh waktu untuk pulih, sehingga istirahat tidak boleh diabaikan. a. Manajemen Waktu Jadwalkan waktu ibadah, makan, dan tidur dengan baik. Jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan semua kegiatan secara bersamaan. Prioritaskan rukun dan wajib haji terlebih dahulu. b. Tidur Berkualitas Pastikan tidur minimal 6–7 jam sehari. Gunakan waktu istirahat sebaik mungkin. Bila kondisi penginapan atau tenda tidak nyaman, gunakan penutup mata dan penutup telinga agar tetap bisa tidur nyenyak. BACA JUGA: TATA CARA MANASIK HAJI & MANFAATNYA 4. Lindungi Diri dari Cuaca Ekstrem Arab Saudi memiliki cuaca yang sangat panas dan kering, yang dapat menguras energi dengan cepat. a. Gunakan Pelindung Diri Kenakan topi, kacamata hitam, masker, atau payung saat beraktivitas di luar ruangan. Gunakan pakaian longgar dan berbahan katun agar tubuh tetap sejuk dan nyaman. b. Gunakan Alas Kaki yang Nyaman Sepatu atau sandal khusus haji sangat penting. Pilih alas kaki yang nyaman, ringan, dan tidak menyebabkan lecet. Gunakan kaus kaki jika perlu untuk menghindari luka atau melepuh. 5. Hindari Kerumunan yang Tidak Perlu Kepadatan jemaah adalah hal yang tidak bisa dihindari, tetapi jemaah bisa mengatur diri agar tidak terlalu lama berada di tengah kerumunan yang padat, yang bisa menguras tenaga dan meningkatkan risiko penularan penyakit. a. Ibadah Sunnah di Waktu Sepi Lakukan ibadah sunnah seperti thawaf sunnah atau ziarah di waktu-waktu yang relatif sepi, seperti tengah malam atau dini hari. b. Jaga Jarak dan Disiplin Hindari berdesak-desakan jika tidak diperlukan. Ikuti arahan petugas untuk keselamatan dan efisiensi. 6. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan Kebersihan adalah bagian dari iman dan juga sangat penting dalam menjaga stamina. a. Cuci Tangan Rutin Gunakan sabun atau hand sanitizer sebelum dan sesudah makan, serta setelah dari toilet atau tempat umum. b. Ganti Pakaian Secara Teratur Jangan kenakan pakaian yang basah karena keringat terlalu lama. Bawa pakaian dalam yang cukup dan ganti setiap hari. 7. Siapkan Obat-Obatan Pribadi Setiap jemaah disarankan membawa perlengkapan obat-obatan pribadi, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit tertentu. a. Obat Wajib Bawa obat rutin sesuai resep dokter dan jangan lupa membawa surat keterangan medis. b. Obat Umum Bawa juga obat-obatan ringan seperti obat flu, diare, sakit kepala, minyak angin, plester, dan salep luka. 8. Kontrol Emosi dan Stres Stamina tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi fisik, tetapi juga mental. Tekanan, kelelahan, dan situasi yang tidak nyaman dapat memicu stres yang berujung pada kelelahan. a. Perbanyak Dzikir dan Doa Menguatkan mental dengan memperbanyak dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an akan membantu menjaga ketenangan batin selama menjalankan ibadah. b. Bersikap Sabar Sabar terhadap antrian panjang, cuaca panas, atau perbedaan budaya dengan jemaah lain sangat penting. Jangan mudah terpancing emosi karena hal kecil. Stamina Kuat Ibadah Khusyuk Menjaga stamina selama ibadah haji adalah upaya yang harus dilakukan sejak sebelum keberangkatan hingga kembali ke Tanah Air. Ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik yang prima karena banyaknya rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang menantang. Dengan melakukan persiapan fisik, menjaga asupan makanan, istirahat cukup, melindungi diri dari cuaca ekstrem, serta menjaga mental dan spiritual, jemaah akan lebih siap dan mampu menjalani ibadah haji dengan optimal. Semoga dengan stamina yang terjaga, para jemaah bisa melaksanakan ibadah haji secara sempurna dan mendapatkan predikat haji yang mabrur.

Tata Cara Manasik Haji Dan Manfaatnya

https://adaminternasional.id/tata-cara-manasik-haji-dan-manfaatnya

Manasik haji merupakan tahapan penting dalam persiapan ibadah haji. Manasik berasal dari kata mansak yang berarti tempat atau cara melaksanakan ibadah. Dalam konteks haji, manasik merujuk pada pelatihan atau simulasi bagi calon jemaah haji agar mereka memahami secara menyeluruh tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Melalui manasik haji, calon jemaah tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik langsung mengenai seluruh rangkaian ibadah haji. Tujuan utama manasik adalah untuk membekali jemaah secara fisik, mental, dan spiritual sebelum menghadapi kondisi sesungguhnya di Tanah Suci yang cukup menantang, baik dari segi cuaca, jumlah jemaah, maupun kompleksitas ibadahnya. 1. Tujuan Manasik Haji Tujuan dari pelaksanaan manasik haji antara lain: Memberikan pemahaman tentang rukun, wajib, dan sunnah haji Menjelaskan tata cara berpakaian ihram dan larangan selama ihram Melatih jemaah melakukan praktik thawaf, sa’i, wukuf, melontar jumrah, dan tahallul Mempersiapkan jemaah menghadapi kondisi fisik dan logistik di Arab Saudi Memberikan edukasi kesehatan, keselamatan, dan etika sosial selama berada di Tanah Suci 2. Materi dalam Manasik Haji Pelaksanaan manasik haji mencakup berbagai aspek, baik teori maupun praktik. Berikut adalah ringkasan materi yang biasanya disampaikan: a. Rukun dan Wajib Haji Rukun Haji: Ihram: Niat haji dari miqat Wukuf di Arafah: Berdiam di padang Arafah pada 9 Dzulhijjah Thawaf Ifadah: Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali Sa’i: Berjalan antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali Tahallul: Mencukur atau memotong sebagian rambut Tertib: Melaksanakan rukun secara berurutan Wajib Haji: Niat dari tempat miqat Mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina Melontar jumrah Menjauhi larangan ihram Jika salah satu rukun ditinggalkan, haji tidak sah. Namun, jika yang ditinggalkan adalah wajib haji, maka wajib membayar dam (denda). b. Simulasi Praktik Ibadah Calon jemaah melakukan simulasi yang menyerupai kondisi di Tanah Suci, seperti: Memakai kain ihram (untuk laki-laki) Niat dan talbiyah (“Labbaik Allahumma Labbaik…”) Wukuf di Arafah: Duduk berzikir dan berdoa Thawaf: Mengelilingi replika Ka’bah Sa’i: Berjalan antara replika Shafa dan Marwah Melempar jumrah: Menggunakan batu kerikil ke tiang jumrah simbolik Tahallul: Praktik mencukur atau memotong rambut secara simbolis c. Pembekalan Spiritual dan Etika Jemaah juga dibekali dengan: Doa-doa harian dan saat ritual Tata cara shalat jamak dan qashar Etika berinteraksi sesama jemaah dan masyarakat setempat Larangan selama ihram (seperti berburu, menikah, memakai wewangian, dsb) d. Pengenalan Lokasi Penting Calon jemaah dikenalkan dengan lokasi-lokasi penting di Makkah dan Madinah: Masjidil Haram dan Ka’bah Padang Arafah Muzdalifah Mina Masjid Nabawi Raudhah dan Makam Rasulullah Ini penting agar jemaah tidak bingung atau tersesat saat berada di sana. 3. Aspek Kesehatan dan Fisik Dalam manasik, jemaah juga mendapat edukasi tentang: Cara menjaga stamina selama haji Pentingnya hidrasi dan makanan sehat Mengenali gejala kelelahan atau dehidrasi Tips berjalan kaki jarak jauh (karena ibadah haji membutuhkan banyak aktivitas fisik) Konsultasi kesehatan bagi lansia atau jemaah berkebutuhan khusus 4. Manajemen Waktu dan Logistik Manasik juga mencakup: Pengetahuan tentang jadwal pelaksanaan haji Cara mengatur waktu istirahat dan ibadah Manajemen koper dan barang bawaan Prosedur imigrasi, keberangkatan, dan pemulangan Jemaah juga diberikan simulasi saat keberangkatan dari Indonesia, proses kedatangan di Arab Saudi, hingga proses kembali ke Tanah Air. 5. Evaluasi dan Tanya Jawab Di akhir sesi manasik, biasanya ada sesi evaluasi untuk menguji pemahaman jemaah. Diskusi kelompok dan tanya jawab dengan pembimbing juga penting untuk meluruskan kesalahan dan menjawab keraguan. 6. Manasik Terencana, Haji Mabrur Manasik haji adalah proses yang sangat vital dalam mempersiapkan calon jemaah haji. Dengan mengikuti manasik, jemaah menjadi lebih siap secara ilmu dan praktik untuk melaksanakan ibadah haji yang sah, tertib, dan penuh khusyuk. Bagi jemaah Indonesia, manasik biasanya dilakukan secara bertahap, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga tingkat provinsi. Pemerintah melalui Kementerian Agama juga mewajibkan jemaah mengikuti manasik sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Melalui manasik yang terencana dengan baik, diharapkan setiap jemaah mampu menjalani ibadah haji dengan lancar, aman, dan mendapatkan predikat haji mabrur.

Ibadah Haji Berapa Hari? Panduan Lengkap Durasi Pelaksanaan Haji

Banyak orang bertanya-tanya, “Sebenarnya ibadah haji itu berapa hari?” Pertanyaan ini wajar muncul, terutama bagi calon jamaah haji atau keluarga yang hendak memahami proses pelaksanaan ibadah tersebut. Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, dan finansial. Secara umum, durasi ibadah haji dapat dijelaskan dari dua sisi: durasi ibadah haji secara syariat (manasik haji), dan durasi keberangkatan jamaah haji Indonesia secara administratif (termasuk karantina, perjalanan, dan kepulangan). Artikel ini akan mengupas kedua aspek tersebut secara menyeluruh. 1. Durasi Ibadah Haji Berdasarkan Rangkaian Manasik (Syariat) Secara syariat, ibadah haji memiliki waktu tertentu dalam setahun, yaitu pada bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Hijriah. Adapun rangkaian utama manasik haji dilakukan selama sekitar 5 sampai 6 hari, dimulai dari tanggal 8 hingga 13 Dzulhijjah. Berikut rinciannya: Hari ke-1: 8 Dzulhijjah (Tarwiyah) Jamaah haji memulai ihram dari tempat tinggal atau hotel menuju Mina. Shalat lima waktu dilakukan di Mina dalam keadaan qasar (diperpendek). Hari ini bukan rukun haji, tapi merupakan sunnah yang dianjurkan. Hari ke-2: 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) Jamaah bergerak dari Mina ke Padang Arafah untuk wukuf, rukun utama dalam haji. Wukuf dilakukan mulai setelah zawal (matahari tergelincir) hingga terbenam. Setelah maghrib, jamaah berangkat ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam) dan mengumpulkan batu untuk jumrah. Hari ke-3: 10 Dzulhijjah (Idul Adha) Jamaah menuju Mina untuk melempar jumrah Aqabah (jumrah besar). Menyembelih hewan kurban (wajib bagi haji tamattu’ dan qiran). Melakukan tahallul (mencukur atau memotong rambut). Bagi yang mampu dan sempat, bisa melakukan tawaf ifadah di Makkah. Hari ke-4 & 5: 11–12 Dzulhijjah (Hari Tasyriq) Jamaah melempar tiga jumrah: ula, wustha, dan aqabah setiap hari. Wajib mabit (bermalam) di Mina selama dua malam ini. Hari ke-6 (Opsional): 13 Dzulhijjah Jamaah yang memilih nafar tsani (keluar di hari ketiga Tasyriq) melempar jumrah lagi sebelum meninggalkan Mina. Bagi yang memilih nafar awal, mereka sudah kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah setelah melempar jumrah. ➤ Kesimpulan Durasi Manasik: 5–6 Hari Jadi, durasi inti pelaksanaan manasik haji berdasarkan syariat adalah 5 hari, namun bisa menjadi 6 hari jika jamaah memilih nafar tsani dan menetap di Mina hingga 13 Dzulhijjah. 2. Durasi Haji Bagi Jamaah Indonesia (Administratif dan Perjalanan) Berbeda dengan durasi manasik secara syariat yang hanya 5–6 hari, jamaah haji Indonesia umumnya berada di tanah suci selama 30–40 hari, tergantung dari kloter, embarkasi, dan jadwal penerbangan. Tahapan Umum Perjalanan Haji Indonesia: Keberangkatan ke Arab Saudi Biasanya 1–2 minggu sebelum puncak haji (sekitar akhir Zulkaidah atau awal Dzulhijjah). Jamaah ditempatkan di Makkah terlebih dahulu (untuk yang menggunakan skema Makkah dulu), atau di Madinah (skema Madinah dulu). Masa Tunggu dan Persiapan di Makkah atau Madinah Jamaah melakukan umrah wajib dan menunggu waktu pelaksanaan haji. Selama di Makkah, jamaah memperbanyak ibadah dan menyiapkan diri. Pelaksanaan Manasik Haji Dilakukan mulai 8–13 Dzulhijjah sesuai dengan rangkaian syariat. Masa Istirahat Setelah Haji Jamaah umumnya diberi waktu istirahat beberapa hari setelah manasik. Bagi yang belum melakukan tawaf ifadah dan tawaf wada’, diselesaikan saat ini. Ziarah ke Madinah (bagi yang belum) Jamaah yang belum ke Madinah akan diberangkatkan ke sana untuk ziarah ke Masjid Nabawi, Raudhah, dan tempat bersejarah lain. Kepulangan ke Tanah Air Setelah seluruh rangkaian selesai, jamaah kembali ke Indonesia. ➤ Kesimpulan Durasi Total: Sekitar 30–40 Hari Dengan demikian, meskipun inti pelaksanaan haji hanya 5–6 hari, jamaah haji Indonesia umumnya berada di Arab Saudi selama sekitar 1 bulan hingga 1,5 bulan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lama Waktu Haji Beberapa faktor yang membuat durasi haji berbeda-beda, antara lain: Skema pemberangkatan (Makkah dulu atau Madinah dulu) Kloter (kelompok terbang) jamaah: kloter awal biasanya lebih lama di tanah suci. Jenis haji (reguler atau khusus): haji khusus biasanya lebih singkat. Kondisi cuaca dan transportasi saat pelaksanaan haji. Kebijakan Pemerintah Arab Saudi dan Kementerian Agama RI Persiapkan Fisik, Mental & Logistik dengan Matang Jadi, ibadah haji secara syariat berlangsung selama 5–6 hari, yakni dari tanggal 8 hingga 13 Dzulhijjah. Namun, bagi jamaah Indonesia, seluruh proses ibadah haji termasuk persiapan, perjalanan, dan kepulangan bisa memakan waktu 30 hingga 40 hari. Memahami durasi ini penting agar calon jamaah dapat mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan logistik dengan sebaik mungkin. Ibadah haji bukan sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga ujian ketahanan dan keikhlasan yang memerlukan persiapan matang dari setiap aspek kehidupan. Program Haji Furoda Bagi Anda yang berniat melaksanakan ibadah haji tanpa harus antre yang lama, Adam Internasional Tur & Travel menawarkan program haji furoda dengan harga terjangkau. Banyak manfaat dan fasilitas yang akan didapat bagi Anda yang akan mengikuti haji furoda bersama Kami. Salah satunya adalah fasilitas pelayanan proses dokumen yang akan dibantu tim Adam Tur. Kemudian akomodasi selama di Tanah Suci yang terjamin dan berfasilitas istimewa. Hubungi Segera tim marketing kami dengan cara klik link : Customer Service

Apa Itu Haji Mabrur?

https://adaminternasional.id/apa-itu-haji-mabrur

Dalam ajaran Islam, haji yang mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT dan membekas dalam perubahan perilaku serta akhlak orang yang melaksanakannya. Haji merupakan puncak ibadah spiritual dalam ajaran Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, finansial, maupun administratif. Namun, tidak semua pelaksanaan haji secara otomatis menjadikan seseorang memperoleh predikat “haji mabrur”. Lalu, apa sebenarnya makna haji mabrur, bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana cara meraihnya? Artikel ini akan membahas secara mendalam makna dari haji mabrur, dalil yang mendasarinya, serta pengaruhnya dalam kehidupan seorang Muslim. Pengertian Haji Mabrur Secara bahasa, mabrur berasal dari kata “birr” yang berarti kebajikan atau kebaikan. Jadi, haji mabrur secara harfiah dapat diartikan sebagai haji yang penuh dengan kebaikan, diterima oleh Allah SWT, dan pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Secara istilah, haji mabrur adalah ibadah haji yang dikerjakan dengan ikhlas karena Allah, mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, dan menghasilkan perubahan positif dalam kehidupan pelakunya. Dalil Tentang Haji Mabrur Rasulullah SAW bersabda: “Al-hajjul-mabrûru laysa lahu jazâ’un illal-jannah.”“Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.”(HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa haji yang mabrur memiliki nilai dan keutamaan yang sangat tinggi di sisi Allah, sampai-sampai satu-satunya balasan yang layak baginya adalah surga. Ciri-Ciri Haji Mabrur Meski tidak ada alat ukur pasti untuk menilai apakah haji seseorang mabrur atau tidak, para ulama menyebutkan sejumlah indikator atau ciri seseorang yang hajinya mabrur, antara lain: 1. Ibadah Haji Dilakukan Sesuai Sunnah Haji mabrur dilakukan dengan mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Rasulullah SAW, mulai dari niat, tata cara pelaksanaan, hingga adab-adabnya. Tidak melakukan bid’ah atau menyimpang dari manasik yang telah diajarkan. 2. Dilaksanakan dengan Niat yang Ikhlas Haji yang mabrur dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk gelar “haji”, status sosial, atau pujian dari manusia. 3. Menjauhi Maksiat dan Perbuatan Keji Selama Haji Sesuai dengan firman Allah: “Barang siapa yang menunaikan ibadah haji, maka janganlah ia berkata kotor, berbuat fasik, dan bertengkar dalam masa mengerjakan haji.”(QS. Al-Baqarah: 197) Orang yang selama berhaji menjaga diri dari maksiat menunjukkan kualitas ibadah yang baik. 4. Terjadi Perubahan Positif Sepulang dari Haji Inilah salah satu ciri paling nyata. Orang yang hajinya mabrur akan terlihat lebih taat, lebih sabar, lebih dermawan, dan lebih baik akhlaknya setelah pulang dari tanah suci. 5. Meningkatnya Kepedulian Sosial Haji mabrur tidak hanya tampak dari sisi ibadah personal, tetapi juga mendorong pelakunya untuk menjadi pribadi yang peduli pada sesama, lebih jujur dalam berbisnis, lebih amanah, dan lebih aktif dalam kegiatan sosial. Cara Meraih Haji Mabrur Mengingat betapa tingginya derajat haji mabrur, setiap calon jamaah tentu berharap bisa meraihnya. Berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa dilakukan agar ibadah haji menjadi mabrur: 1. Persiapkan Niat dengan Benar Pastikan niat berhaji murni karena Allah. Hindari niat ingin dipuji, ingin dilihat orang, atau ingin mendapatkan status sosial. 2. Perbanyak Ilmu Sebelum Berangkat Pelajari manasik haji dengan benar dan mendalam. Memahami rukun, wajib, dan sunnah haji adalah bagian dari ikhtiar agar ibadah lebih tertata dan sah. 3. Gunakan Harta yang Halal Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah hanya menerima amal yang bersumber dari hal yang halal. Harta untuk berhaji harus benar-benar bersih dari unsur haram, riba, atau hasil penipuan. 4. Bersikap Sabar dan Ikhlas di Tanah Suci Perjalanan haji penuh tantangan. Cuaca panas, antrean panjang, fasilitas terbatas, dan kepadatan bisa memicu emosi. Sabar dan ikhlas adalah kunci. 5. Perbanyak Dzikir, Doa, dan Amal Saleh Selain manasik, perbanyak ibadah lain seperti salat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan membantu sesama jamaah. Ini memperkaya nilai spiritual haji. Pengaruh Haji Mabrur dalam Kehidupan Seseorang yang memperoleh haji mabrur tidak akan kembali ke kehidupan lamanya yang buruk. Haji mabrur akan menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia akan menjadi: Lebih taat dalam menjalankan ibadah wajib maupun sunnah. Lebih jujur dan adil dalam berinteraksi dengan orang lain. Lebih bijak dalam menyikapi masalah kehidupan. Menjadi pribadi yang lembut, santun, dan pemaaf. Seorang ulama berkata: “Orang yang kembali dari haji, dan keadaannya tidak berubah, maka dia hanya sekadar melakukan perjalanan jauh.” Haji Mabrur Adalah Impian Setiap Muslim Haji mabrur bukan sekadar perjalanan ibadah, tetapi sebuah transformasi jiwa dan perilaku. Ia bukan hanya ibadah yang sah secara syariat, tetapi juga diterima secara spiritual oleh Allah SWT. Maka, menjadi penting bagi setiap calon jamaah untuk mempersiapkan diri lahir dan batin agar mampu meraih haji mabrur. Haji mabrur adalah impian setiap Muslim, karena balasannya adalah surga, sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW. Semoga setiap Muslim yang berhaji bisa menggapai derajat haji mabrur dan menjadikannya momentum perubahan menuju kehidupan yang lebih berkah dan lebih dekat kepada Allah SWT. Jika Anda berniat haji dengan program haji furoda, Adam Internasional Tur & Travel siap melayani. Karena Kami menyediakan program haji furoda dengan harga yang terjangkau. Hubungi marketing kami melalui link Customer Service ini.

Jenis-Jenis Haji di Indonesia

https://adaminternasional.id/

Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, finansial, maupun administratif. Di Indonesia, ibadah haji memiliki kekhususan tersendiri karena jumlah peminat yang sangat besar dan sistem pengelolaan yang terorganisasi oleh pemerintah melalui Kementerian Agama. Seiring berkembangnya kebutuhan dan kondisi masyarakat, ibadah haji terbagi ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan sistem penyelenggaraannya, hukum pelaksanaannya, serta waktu keberangkatannya. Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai jenis haji yang dikenal dan dilaksanakan di Indonesia, baik dari sisi fikih (hukum Islam) maupun dari segi administratif (penyelenggaraan oleh pemerintah). 1. Jenis Haji Berdasarkan Pelaksanaannya a. Haji Ifrad Haji Ifrad adalah melaksanakan ibadah haji saja tanpa umrah terlebih dahulu. Jamaah yang melaksanakan haji ifrad hanya mengenakan ihram untuk haji, kemudian setelah selesai semua rangkaian haji, baru melakukan umrah (jika mau, dan bukan bagian dari rangkaian haji). Ciri khas: Tidak menyembelih hewan (tidak wajib dam). Cocok untuk jamaah yang tinggal di Makkah atau datang lebih awal ke tanah suci. b. Haji Tamattu’ Haji Tamattu’ adalah melakukan umrah terlebih dahulu, kemudian baru melaksanakan haji dalam musim yang sama. Setelah umrah selesai, jamaah boleh melepas ihram dan menunggu waktu haji tiba, lalu kembali berihram untuk haji. Ciri khas: Wajib menyembelih hewan (dam). Ini adalah jenis haji yang paling banyak dilaksanakan oleh jamaah Indonesia karena paling ringan dan memberikan waktu istirahat antara umrah dan haji. c. Haji Qiran Haji Qiran adalah menggabungkan ibadah umrah dan haji dalam satu ihram dan satu perjalanan. Jamaah berihram sekali untuk kedua ibadah tersebut. Ciri khas: Wajib menyembelih hewan (dam). Lebih berat secara fisik karena jamaah tidak melepas ihram sampai seluruh rangkaian ibadah selesai. 2. Jenis Haji Berdasarkan Biaya dan Penyelenggaraan a. Haji Reguler Haji Reguler adalah program haji yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama. Peserta haji reguler mendaftar melalui sistem antrean nasional dengan biaya subsidi (disebut Biaya Perjalanan Ibadah Haji atau BPIH). Karakteristik: Waktu tunggu sangat lama (bisa 10–30 tahun tergantung provinsi). Dikelola dan dibimbing oleh petugas resmi pemerintah. Biaya relatif lebih terjangkau. b. Haji Khusus (Haji Plus) Haji Khusus adalah program haji yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) swasta dengan pengawasan Kementerian Agama. Program ini memiliki layanan lebih eksklusif dan waktu tunggu lebih singkat. Karakteristik: Waktu tunggu relatif singkat (1–5 tahun). Biaya lebih mahal dibanding haji reguler. Fasilitas penginapan dan transportasi lebih baik. Jumlah peserta lebih sedikit, sehingga pelayanan lebih personal. Baca Juga: Cara Cek Jadwal Keberangkatan Haji Reguler 3. Jenis Haji Berdasarkan Status Hukum Pelaksanaannya a. Haji Wajib Haji wajib adalah haji yang dilakukan untuk pertama kalinya oleh seorang Muslim yang telah memenuhi syarat wajib haji. Ini adalah haji yang menjadi rukun Islam kelima. Ciri khas: Harus dilaksanakan sekali seumur hidup. Jika belum dilaksanakan padahal sudah mampu, maka berdosa. b. Haji Sunnah Haji sunnah adalah haji yang dilakukan lebih dari satu kali. Seorang Muslim yang telah melaksanakan haji wajib boleh melaksanakan haji sunnah sebagai bentuk ibadah tambahan. Contoh: Haji kedua, ketiga, dan seterusnya. Dilakukan untuk mendampingi keluarga, sebagai pembimbing, atau sekadar ibadah tambahan. 4. Haji Furoda: Jalur Haji Non-Kuota Haji Furoda adalah jenis haji yang dilaksanakan dengan visa mujamalah (undangan langsung dari pemerintah Arab Saudi) di luar kuota resmi pemerintah Indonesia. Haji ini tidak melalui proses antrean di Kementerian Agama. Ciri khas: Tidak menunggu antrean panjang. Biaya sangat tinggi. Dilakukan oleh agen atau travel yang memiliki akses khusus. Catatan: Haji Furoda tetap harus dilakukan sesuai syariat Islam dan disarankan memilih agen resmi yang terpercaya agar tidak terjadi penipuan atau kendala administratif. Jamaah Haji Indonesia Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan aspek pelaksanaannya (Ifrad, Tamattu’, Qiran), penyelenggaraannya (reguler, khusus, furoda), maupun status hukumnya (wajib dan sunnah). Pemilihan jenis haji tergantung pada kesiapan fisik, kemampuan finansial, dan tujuan ibadah masing-masing calon jamaah. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji agar dapat memberikan kenyamanan, keamanan, dan keberkahan bagi seluruh jamaah. Jika Anda mempunyai niat haji dengan program haji furoda, Adam Internasional Tur & Travel menyediakan layanan haji furoda dengan harga terjangkau. Hubungi Kami: Tlp/Wa: 0815-8695-9998

Sejarah & Fakta Tentang Hijr Ismail

Hijr Ismail merupakan salah satu bagian paling istimewa dari Masjidil Haram di Makkah. Letaknya yang bersebelahan langsung dengan Ka’bah menjadikan area ini sebagai tempat yang sangat dimuliakan oleh umat Islam. Namun, di balik posisinya yang strategis, Hijr Ismail menyimpan sejarah panjang yang berkaitan erat dengan kisah para nabi, terutama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimassalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap sejarah, keutamaan, dan fakta menarik tentang Hijr Ismail yang jarang diketahui. Apa Itu Hijr Ismail? Hijr Ismail adalah sebuah area setengah lingkaran yang terletak di sebelah utara Ka’bah, dikelilingi oleh tembok setinggi 1,31 meter berbentuk setengah lingkaran. Wilayah ini sering disebut juga dengan istilah Al-Hatim. Luasnya sekitar 21 meter persegi, dan sebagian dari area ini termasuk ke dalam bagian Ka’bah secara syar’i, meskipun secara fisik berada di luar bangunan utama Ka’bah. Asal Usul Hijr Ismail 1. Dibangun Bersama Ka’bah oleh Nabi Ibrahim & Ismail Sejarah Hijr Ismail dimulai ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS membangun Ka’bah atas perintah Allah SWT. Saat itu, struktur Ka’bah tidak seperti sekarang. Bangunannya berbentuk persegi panjang yang mencakup area Hijr Ismail saat ini. Namun, saat terjadi renovasi oleh suku Quraisy sebelum masa kenabian Rasulullah SAW, mereka membangun ulang Ka’bah tetapi tidak menyertakan seluruh fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim, karena keterbatasan dana yang halal (mereka hanya menggunakan harta yang bersih). Maka dari itu, bagian yang tidak sempat dibangun kembali — yaitu area Hijr Ismail — dibiarkan di luar bangunan utama dan diberi pembatas berupa tembok setengah lingkaran. Mengapa Disebut Hijr Ismail? Nama Hijr Ismail memiliki beberapa pendapat dalam penamaan: Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ismail AS dan ibunya, Hajar, pernah tinggal dan berlindung di tempat ini, sehingga dinamai Hijr (tempat tinggal/tempat perlindungan) Ismail. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa Nabi Ismail memelihara kambing dan menambatkan hewan ternaknya di tempat ini. Menurut sebagian ulama, nama ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap Nabi Ismail yang punya peran besar dalam sejarah Ka’bah dan kota Makkah. Keutamaan Hijr Ismail dalam Islam 1. Bagian dari Ka’bah Berdasarkan riwayat hadis dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Aisyah, kalau bukan karena kaummu baru saja masuk Islam, pasti aku akan membangun Ka’bah sesuai dengan fondasi Nabi Ibrahim dan aku akan masukkan Hijr Ismail ke dalamnya.”(HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa Hijr Ismail adalah bagian dari Ka’bah, sehingga hukum dan keutamaannya sama. Salat di dalam Hijr Ismail sama dengan salat di dalam Ka’bah, yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena keterbatasan akses. 2. Tempat Mustajab untuk Berdoa Banyak ulama dan jamaah haji/umrah percaya bahwa Hijr Ismail adalah salah satu tempat paling mustajab untuk berdoa. Karenanya, tak heran jika banyak jamaah yang berlomba-lomba untuk bisa salat atau berdoa di dalamnya. 3. Tempat Dikuburkannya Para Nabi Menurut riwayat yang berkembang di kalangan ulama, Nabi Ismail dan ibunya, Hajar, dimakamkan di area Hijr Ismail. Meski tidak terdapat tanda pasti, keyakinan ini menjadikan Hijr Ismail sebagai area penuh kemuliaan spiritual. Fakta Menarik Seputar Hijr Ismail Tidak Boleh Tawaf di Dalamnya:Karena Hijr Ismail adalah bagian dari Ka’bah, maka tawaf harus dilakukan di luar area ini. Jika seseorang masuk ke dalamnya saat tawaf, maka tawafnya tidak sah dan harus diulang. Sangat Ramai Saat Haji dan Umrah:Mengingat tempatnya yang kecil dan keutamaannya tinggi, banyak jamaah berdesakan untuk bisa masuk dan salat di dalamnya. Karena itu, waktu terbaik untuk salat di Hijr Ismail adalah saat malam hari atau di luar musim haji. Permukaan Hijr Ismail Beralas Marmer Putih:Di dalamnya, tidak terdapat hiasan atau penanda khusus, namun lantainya terbuat dari marmer putih, menambah kesan suci dan bersih. Hijr Ismail, Jejak Kesucian yang Abadi Hijr Ismail bukan hanya sebatas area setengah lingkaran di sebelah Ka’bah. Ia adalah saksi bisu sejarah Islam yang panjang dan dalam, mulai dari masa Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, hingga Rasulullah SAW. Keberadaannya menyimpan pesan spiritual bahwa kesucian dan kemuliaan bukan ditentukan oleh bentuk fisik bangunan, tetapi oleh sejarah, keikhlasan, dan ibadah yang berlangsung di dalamnya. Bagi umat Islam, bisa salat dan berdoa di Hijr Ismail adalah kesempatan emas yang tidak semua orang miliki. Maka, bagi siapa pun yang mengunjungi Baitullah, jangan lewatkan kesempatan untuk menghayati sejarah dan beribadah di tempat suci ini.